Ini merupakan Contoh Penipuan Darwinis bahwa Manusia Nendertal adalah Bukti Evolusi
Selama para ilmuwan terus menghidupkan teori evolusi, selama itu pula mereka berusaha mencari bukti-bukti palsu bagi keberadaan evolusi. Namun, kenyataan yang dikumpulkan dari ilmu paleontology, mikrobiologi, biologi molecular, biokimia dan genetika berpuluh-puluh tahun mehapuskan (rebutted) teori evolusi, dan membuktikan bahwa teori ini hanya legenda semata.
Sain modern telah membuktikan bahwa rancangan alam diciptakan oleh Yang Maha Kuasa Yang Maha Luas IlmuNya. Maha Perkasa, dan Maha Cerdas. Para evolusionis merasa putus asa dengan situasi ini. Namun, satu factor utama yang mengungkapkan dengan jelas pemalsuan evolusioner adalah temuan-temuan ilmiah yang menolak teori evolusi. Karena bidang-bidang sain tak memberikan satu buktipun terhadap teori mereka, para evolusionis berusaha membuat bukti-bukti ini dengan metode yang tidak ilmiah. Karenanya, mereka terus menghidupkan teori evolusi, sebagai penipuan ilmiah terbesar, denganpemalsuan-pemalsuan. Manusia Nendertal merupakan salah satunya. Meski demikian, sangat jelas bahwa setiap ikhtiar yang bertentangan dengan kebenaran, dengan penipuan dan metode-metode yang tak ilmiah, tak akan berhasil. Kebenaran ini diungkapkan dalam Qur’an sebagai:
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا
Katakan: ‘Kebenaran telah datang dan kepalsuan telah lenyap. Kepalsuan sudah pasti lenyap.’ (Surat al-Isra: 81)
Manusia Nendertal telah berlayar sebelum awal pencatatan sejarah kelautan. Tidak seperti perkiraan sebelumnya, para ilmuwan yang melakukan kajian terhadapnya berpikir bahwa manusia yang hidup di jaman itu tidak memandang laut sebagai rintangan, namun memanfaatkannya sebagai jalan raya. Namun rincian dari pelayaran ini hilang dalam percaturan sejarah . . .
Manusia Nendertal mungkin bukan pelaut pertama. Peralatan batu berusia jutaan tahun ditemukan di kepulauan Flores, Indonesia. Ini menunjukkan bahwa Homo Erektus, spesies manusia lainnya, menyebrangi laut dan mencapai Pulau Flores jauh sebelum Manusia Nendertal. Hal ini menolak penipuan evolusionis bahwa kecerdasan manusia pertama belum sepenuhnya berkembang.
Temuan Ilmiah Menunjukkan Bahwa Manusia Nendertal Merupakan Ras Manusia Tak Beda Dengan Kita Dari Segi Kecerdasan Maupun Budaya
Dalam sebuah gua terdapat banyak tubuh manusia Nendertal. Keadaan ini menunjukkan bahwa mnusia yang disebut “primitif” ini dikubur disana dengan sengaja. Banyaknya serbuk sari bunga di dalam gua menunjukkan bahwa mayat mereka dikubur beserta bunga-bunga. Adanya upacara penguburan menunjukkan bahwa manusia Nendertal itu berbudaya dan cerdas. Pada tahun 1998 tercatat bahwa 53% dari 345 laki-laki Nendertal ditemukan di 83 tempat terpisah dikubur secara istimewa. (Answersingenesis.com: “Recovery of Neandertal mtDNA: An Evaluation”, Marvin Lubenow, http://www.answersingenesis.org/docs/ 4218tj_v12n1.asp#r14)
Manusia Nendertal pun mampu berbicara. Erik Trinkhaus, yang meneliti anatomi manusia Nendertal bertahun-tahun, membuat komentar berikut: “Perbandingan rinci antara tulang-tulang manusia Nendertal dan manusia modern menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan anatomi atau gerakan, pemakaian perkakas, tingkat kecerdasan, atau kemampuan berbicara.” (Erik Trinkaus, "Hard Times Among the Neanderthals", Natural History, vol 87, December 1978, hal. 10)
Salah satu bukti bahwa manusia Nendertal memiliki tingkat budaya yang maju adalah ditemukannya fosil seruling yang dibuat manusia Nendertal. Seruling yang terbuat dari tulang paha beruang ini ditemukan di sebuah gua di Yugoslavia Utara oleh Ivan Turk pada bulan Juli 1995. Kemudian Bob Fink, seorang musikologis, menganalisa seruling tersebut. Fink memperkirakan bahwa alat musik ini berusia antara 43.000 hingga 67.000 tahun, dan dapat memiliki empat not dan mampu memberikan nada setengah maupun nada penuh. Temuan ini menunjukkan bahwa manusia Nendertal menggunakan skala nada tujuh, yang merupakan bentuk dasar dari musik Barat. Fink, yang memeriksa seruling ini, menunjukkan bahwa “…jarak antara lubang ke-dua dan lubang ke-tiganya duakali jarak antara lubang ke-tiga dan ke-empat.” Ini berarti bahwa jarak yang pertama mewakili nada penuh dan jarak yang ke-dua mewakili nada setengah. Fink mengatakan “Ketiga not ini, tak disangkal lagi, memberikan bunyi dalam skala diatonik”. Beliau juga menyatakan bahwa manusia Nendertal merupakan orang-orang yang memiliki pendengaran dan pengetahuan terhadap musik. (The AAAS Science News Service, Neanderthals Lived Harmoniously, 3 April 1997).
Pada saat penggalian, ditemukan pula jarum untuk menjahit berusia 25 ribu tahun, yang digunakan oleh manusia Nendertal. Jarum tersebut dibuat dengan bagus dan memiliki lubang untuk memasukkan benang. (D. Johanson, B. Edgar, From Lucy to Language, hal. 99, 107.) Tentunya, orang-orang yang memiliki budaya berpakaian serta mengunakan jarum jahit tak dapat dikatakan sebagai manusia “primitive.”
Hasil riset terbaik mengenai kemampuan perkakas manusia Nendertal adalah karya Steven L. Kuhn dan Mary C. Stiner, dua orang profesor bidang antropologi dan arkeologi dari Universitas New Mexico. Meskipun keduanya mendukung teori evolusi, kedua ilmuwan ini, setelah melakukan riset dan analisis, menemukan bahwa manusia Nendertal yang hidup di gua-gua Itali Baratdaya ribuan tahun lalu melakukan aktivitas-aktivitas yang membutuhkan pola pikir yang rumit seperti manusia masa kini. (S. L. Kuhn, "Subsistence, Technology and Adaptive Variation in Middle Paleolithic Italy", American Anthropologist, vol 94, no. 2, 1992, hal. 309-310). Kuhn dan Stiner menemukan beragam perkakas di dalam gua-gua ini.
Temuan-temuan tersebut, termasuk kepala-kepala tombak, berbentuk runcing dan tajam, dibuat dengan memahat lapisan-lapisan sisi balok rabuk dengan teliti. Cara seperti ini membutuhkan kecerdasan, kerajinan dan bakat khusus. Salah satu hal yang paling penting dalam proses ini adalah pecahan-pecahan yang terbentuk setelah penekanan pada ujung-ujung batu. Karenanya, orang yang melakukan proses tersebut harus memutuskan “Seberapa keras saya harus memukul?” untuk memberikan hasil yang dikehendaki. Atau jika dia hendak membuat alat yang melengkung, “Seberapa banyak saya harus membengkokannya?” dan melakukan sendiri perhitungan detilnya.
sumber:
harun-yahya.com
Belum ada tanggapan untuk "Contoh Penipuan Darwin"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.