Kilat dibenarkan dalam Al-Qur'an.
Allah SWT sendirilah yang berfirman dan memberitahukan kepada umat manusia.
Dalam surat al-Ra’d–yang artinya "Guruh" atau "Guntur" merupakan salah satu surat dalam Qur’an.
Allah memberitahukan bahwa guntur dibentuk oleh kilat yang bertasbih memujiNya.
Allah SWT berfirman,
وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُونَ فِي اللَّهِ وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ
Artinya:
"Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) Para Malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan yang Maha keras siksa-Nya."
(QS. Ar-Ra'd[13]: 13)
Sambaran kilat yang mengingatkan kita pada kematian
Pengalaman mereka yang selamat dari sambaran kilat yang dapat menyebabkan kematian ratusan orang setiap tahunnya, mengingatkan kita pada kematian dan juga pengungkapan ketakberdayaan seseorang di hadapan Allah. Kemungkinan seseorang tesambar petir adalah 1:700.000; akan tetapi tidak seharusnya seseorang meremehkan kemungkinan tersebut dan juga dampak yang dihasilkan.
Menurut pengakuan mereka yang pernah tersambar petir, aliran listriknya–bahkan–dapat meledakkan kancing dan sleting baju dan seseorang dapat jatuh pingsan. Karena kerusakan otak yang dialaminya, seseorang yang dirawat secara intensif di rumah sakit harus belajar kembali bagaimana caranya berjalan, menelan makanan/minuman, atau dengan kata lain bagaimana caranya hidup kembali.
Mereka telah menggambarkan bagaimana yang dirasakannya, dan ketika itu seola-olah mereka hidup merana dan kemudian dihidupkan kembali.
Dalam Qur’an, peristiwa yang sangat serupa terjadi ketika Allah tunjukkan pda kaum Nabi Musa as. Dengan keberanian yang keliru dan memalukan, bani Israel menuntut pada Nabi Musa as. agar mereka dapat melihat Allah dengan mata mereka, dan sementara menuntut, mereka ditunjukkan dampak kilat yang serupa.
Pernyataan dalam ayat berikut "maka kilat menyambarmu hingga kamu mati" dan "kemudian kami membawamu kembali ke kehidupan setelah kamu mati," menjadi petunjuk dari kenyataan bahwa mereka –ketika itu –merasa hidup kembali setelah jantungnya terhenti, akibat kejutan dan juga hilangnya kesadaran dan ingatan yang mereka alami.
(Allah mengetahui yang terbaik) Berikut ini adalah ayat-ayat yang berhubungan dalam Qur’an.)
Allah SWT berfirman,
وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ ٥٥
ثُمَّ بَعَثْنَاكُمْ مِنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ٥٦
Artinya:
55. dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum Kami melihat Allah dengan terang[1], karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya[2]".
56. setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati[3], supaya kamu bersyukur.
(QS. Al-Baqarah[2]: 55-56).
Penjelasan ayat:
[1] Maksudnya: melihat Allah dengan mata kepala.
[2] Karena permintaan yang semacam ini menunjukkan keingkaran dan ketakaburan mereka, sebab itu mereka disambar halilintar sebagai azab dari tuhan.
[3] Yang dimaksud dengan mati di sini menurut sebagian mufassirin Ialah: mati yang sebenarnya, dan menurut sebagian yang lain Ialah: pingsan akibat sambaran halilintar.
sumber gambar:
http://www.setterfield.org
http://homepages.paradise.net.nz
Artikel keren lainnya: